Selasa, 05 April 2011

MENYIAPKAN GENERASI

(Sambungan)


FASE KETIGA
Anak berusia 10 tahun hingga 14 tahun
Rasulullah S.A.W. bersabda, “Berilah mereka makanan seperti yang anda makan, dan berilah mereka pakaian seperti yang anda pakai.” (Shahih Al-Adabul Mufrad, Syaikh Al-Albani). Rasulullah menyuruh kepada para orang tua untuk memberikan hak-hak anaknya. Seperti memberinya makan, pakaian, tempat tidur yang terpisah dengan orang tuanya, memberikan pendidikan yang layak bagi anaknya( dirumah maupun di sekolah), membiasakan hidup sehat, dan lain-lainnya.
Lebih pokok lagi Beliau menyuruh mengajari tentang al-Islam. Tentang keimanan, ibadah, dan akhlak. Meyakinkan tentang ma’rifatullah (pengenalan pada Allah) hingga anak mempunyai keyakinan yang mantap kepada Allah S.W.T. Mengajarkan dan membiasakan ibadah dengan benar, dan memberi hukuman yang tidak menyakitkan apabila anak melalaikan ibadah.
Adapun pengajaran tentang akhlak antara lain: Membiasakan anak menundukkan pandangan dan menjaga aurat. Mengucapkan salam. Etika minta izin dan menemui keluarga. Etika berbicara. Hidup sederhana dan tahan banting.
Beberapa yang dilarang yaitu : Tidur telungkup, berteman dengan orang jahat, membenci sesama, mengancam temannya, mengejutkan orang lain hingga membahayakannya, anak laki-laki menyerupai anak perempuan dan sebaliknya, mencela dan menghina orang lain, dan lain-lain.
Juga dianjurkan untuk mengunjungi orang sakit, mendoakannya dan membacakan Al-Qur’an. Duduk bersama ulama dan beretika bersama mereka.
Rasulullah bersabda, “Tidaklah berkumpul beberapa orang dirumah Allah. Mereka membaca Kitabullah dan mengkajinya diantara mereka, kecuali diturunkan kepada mereka ketenangan, dan mereka diliputi rahmat dan dinaungi Malaikat dan Allah menyebut mereka di hadapan makhluk yang berada disisi-Nya.” (H.R. Muslim).

FASE KEEMPAT
Usia 15 tahun hingga 18 tahun
Di fase ini anak sudah mulai dewasa, maka sudah harus ditanamkan tentang kewajiban-kewajibannya untuk memenuhi kehidupan dunia dan kehidupan akhirat secara mandiri sedikit demi sedikit. Diajarkan untuk mengenal potensi yang ada pada dirinya, hingga akhirnya dia bisa menentukan jalan hidupnya. Dikenalkan tentang waktu dan bagaimana memanfaatkannya semaksimal mungkin, dihindari membuang-buang waktu dengan percuma. Rasulullah bersabda,” Setiap sesuatu yang bukan termasuk dzikir kepada Allah adalah lahwun(permainan yang sia-sia), kecuali empat hal: Seorang yang berjalan untuk dua tujuan, melatih kudanya, mencandai keluarganya, dan belajar berenang.” (H.R. Ath-Thabrani).
Adapun peran orang tua antara lain :
- Menganjurkan anak memanfaatakn waktu pagi.
- Menjaga sisi perkembangan anak, hobi dan mentalnya.
- Menyiapakan pekerjaan yang layak untuk anaknya
- Mengajarkan anak mencintai Nabi, keluarga dan sahabatnya
- Mengajarkan dan mencintai Al-Qur’an dan As-Sunah Nabi.
- Memberikan hak anak untuk menuntut ilmu.
- Menekankan untuk memilih guru yang shalih.
- Mengajarkan anak menyampaikan amanah dan mengemban tanggungjawab.
- Melatih keberanian dan ketangkasan.
- Mempersiapkan anak untuk berperang di jalan Allah.
- Tidak menghalangi anak untuk meraih syahid di jalan Allah.
- Mengajarkan anak bahasa Arab dan bahasa asing(musuh).
- Mengajarkan berbakti kepada orang tua dan etikanya.
- Menjelaskan kepada anak bahwa ia dan hartanya adalah milik orang tuanya.
- Mendelegasikan tugas-tugas kepada anak.
- Membimbing anak kepada ketaatan dan kebaikan dengan hikmah.
Allah berfirman,”Dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah.”(Q.S. Al-Jumu’ah : 2). Wahai para pendidik, wahai saudaraku para da’i, akhlak Rasulullah dalam berdakwah, diskusi yang tenang, argumentative, memuaskan dan menaruh tangannya yang penyayang di dada orang yang didakwahi kemudian berdoa kepada Allah dan memohon hidayah dari-Nya semata. Karena Rasulullah tidak bisa memberikan hidayah kepada orang yang dicintainya, tetapi Allah memberi hidayah kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

Sumber : CARA NABI MUHAMMAD S.A.W. MENYIAPKAN GENERASI
(SYAIKH JAMAL ABDURRAHAMAN)

Minggu, 03 April 2011

MENYIAPKAN GENERASI

BERDAKWAH PADA KELUARGA

“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.” (Q.S. Al-Imron : 110)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu (Q.S. Al-Tahrim : 6)
Anak adalah amanah bagi kedua orang tuanya. Dia fitrah dan cenderung kepada setiap yang mengajaknya. Bila dibiasakan dalam kebaikan dan diajarkan maka ia akan tumbuh diatasnya, ddan juga sebaliknya bila diajarkan kejelekan maka dia akan jelek.

FASE PERTAMA
Semenjak anak dalam sulbi ayahnya hingga usia 3 tahun.
Rasulullah mendoakan anak bani adam mulai sewaktu masih didalam sulbi ayahnya, waktu nikahnya, waktu mau bertemunya sperma, waktu didalam rahim, waktu lahir dan sterusnya hingga dewasa. Begitu lahir langsung diperkenalkan dengan kalimat-kalimat Allah melalui adzan dan iqomat. Diperdengarkan al-Qur’an dan kalimat-kalimat toyibah yang lain. Orang tua juga memenuhi hak-hak anaknya, baik untuk kebutuhan phisiknya, jiwanya, hatinya maupun akalnya. Seperti makanan, pakaian, kebiasaan-kebiasaan positif, permainan yang mendidik sesuai usianya, dan lain-lainnya.
Dari Abdullah bin Amir r.a., ia berkata, “Ibuku memanggilku, dan Rasulullah S.A.W. duduk di rumah kami. Ibu berkata, “Kemarilah! Saya akan memberimu (kurma).” Rasulullah bettanya, “Apa yang ingin kamu berikan?” Ia menjawab, “Saya akan memberinya kurma.” Rasulullah bersabda kepadanya, “Seandainya kamu tidak memberinya sesuatu, maka kamu akan ditulis sebagai pendusta.” (H.R. Ahamad dan Abu Daud). Sesungguhnya anak-anak suka memperhatikan perilaku orang dewasa dan menirunya, karena itu kita tidak boleh membohongi mereka.
Maka Rasulullah selalu memberikan contoh akhlaq yang terpuji. “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S. Al-Qalam : 4).



FASE KEDUA
Anak berusia 4 tahun hingga usia 10 tahun
Dalam fase ini Rasulullah mengajarkan kepada kita bagaimana cara mambentuk akhlak anak. Seperti :
- Menemani anak dalam perjalanan sambil menasihati dan mengajari mereka sesuai akalnya.
- Menggunakan ungkapan yang menyentuh untuk menarik hati anak.
- Menghargai permainan anak dan menemaninya.
- Tidak memisahkan anak dari keluarganya ataupun teman bermainnya.
- Membimbing anak agar berakhlak mulia
- Mendoakan kebaikan untuk anaknya, dan tidak mendoakan kejelekan untuk anaknya.
- Meminta izin anak dalam hal yang menjadi haknya.
- Mengajari anak menjaga rahasia.
- Makan bersama anak.
- Berlaku adil terhadap anak laki-laki dan perempuan.
- Mendamaikan anak yang berkelahi.
- Memotivasi anak agar berlomba menggali potensinya.
- Menghadiahi anak yang berprestasi.
- Mengajari adzan dan shalat.
- Mengajarkan anak ketegasan dan keberanian.
- Mengajarkan anak sebagai pemimpin.
(Bersambung.)
Sumber : CARA NABI MUHAMMAD S.A.W. MENYIAPKAN GENERASI
(SYAIKH JAMAL ABDURRAHAMAN)